AP Buildings Berikan Kajian Indeks Kualitas Udara di Lingkungan Kerja

JAKARTA - Dalam upaya memberikan pemahaman terkait kualitas udara dalam lingkungan kerja yang baik, AP Buildings mengambil langkah inisiatif dengan melakukan kajian terkait IAQ (Indoor Air Quality) parameters. Hasil dari kajian ini bertujuan untuk memberikan informasi, solusi dan rekomendasi yang praktis bagi pemilik bangunan dan pihak-pihak terkait dalam menjaga dan meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan serta memastikan kesehatan penghuni bangunan tetap terjamin.

Secara fungsional, IAQ parameters adalah indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas udara di dalam ruangan. Parameter ini mencakup faktor fisik, kimia serta biologis yang mempengaruhi kualitas udara. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1077/MENKES/PER/V/2011 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, indikator yang menjadi acuan IAQ parameters antara lain:

Pada faktor fisik, suhu yang tidak tepat dapat mempengaruhi konsentrasi, produktivitas dan kenyamanan penghuni. Beralih pada nilai kelembaban, persentase kelembaban yang terlalu rendah dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, sementara kelembaban yang terlalu tinggi dapat memicu pertumbuhan jamur dan bakteri. Di samping itu, sirkulasi udara yang tidak baik juga dapat menyebabkan penumpukan zat-zat berbahaya di dalam ruangan. Sirkulasi udara yang baik dapat diperoleh dengan memastikan adanya ventilasi yang cukup atau dengan menggunakan alat pengatur suhu dan kelembaban seperti AC, kipas angin, air cooler, exhaust fan dan lain-lain.

Selain itu, pada lingkup kualitas kimia, keberadaan zat-zat tertentu dalam udara juga dapat mempengaruhi kualitas udara dalam ruangan. Beberapa zat berbahaya dalam IAQ parameters yang harus diperhatikan nilai batas maksimal konsentrasinya antara lain seperti asam sulfida (H₂S), amonia (NH₃), karbon  monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO₂), sulfur dioksida (SO₂), debu total, volatile organic compound (VOC), formaldehida (H₂CO) dan asbes. Zat-zat tersebut dapat berasal dari berbagai sumber seperti aktivitas alam (proses geologi dan biologi) maupun aktivitas manusia di bidang industri dan transportasi, pembakaran biomassa, penggunaan produk-produk konsumen dan lain-lain.

Lebih lanjut, pada faktor biologi seperti bakteri, jamur, dan kuman juga dapat mempengaruhi kualitas udara dalam ruangan. Organisme-organisme ini dapat hidup dan berkembang biak di dalam debu dan kotoran, karpet, bahan isolasi, dan area lembab lainnya. Bakteri dan jamur dapat memproduksi spora yang terbang di udara dan dapat menghasilkan alergi serta infeksi pada saluran pernapasan manusia.


Hasil dari kajian pada tiap-tiap parameter di atas, diharapkan dapat dijadikan sebagai gambaran umum dalam menentukan apakah kualitas udara di dalam ruangan/bangunan bersangkutan telah memenuhi standar yang aman dan sehat atau tidak. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas udara, maka dapat diambil tindakan yang tepat untuk menjaga kualitas udara di dalam bangunan dan memastikan kesehatan serta kenyamanan penghuninya.


Standar IAQ parameters sendiri dijadikan sebagai landasan dalam kebutuhan sertifikasi Greenship Building yang diakui secara global oleh World Green Building Council (WGBC). Dalam hal ini, diperlukan adanya pengukuran dan kontrol secara komprehensif agar IAQ parameters dapat sesuai dengan standar persyaratan kondisi kualitas udara dalam lingkungan kerja dan industri. Melalui Greenship Building, sertifikasi ini memberikan jaminan bahwa bangunan memenuhi standar kualitas udara yang sehat dan berkontribusi terhadap kesejahteraan penghuni. 

AP Green Consultation

Project Director: Rana Yusuf Nasir

Project Manager: Deka Triwibowo

Business Development: M. Rasyid Karim

Untuk request diskusi sertifikasi Green Building Certification, Energy Awards, Commissioning, Audit, dan Simulations segera hubungi AP Buildings WhatsApp.